Kasus AI
yang terjadi di Indonesia sampai saat ini masih ditemukan, meskipun
frekuensinya telah jauh menurun. Hal ini didukung dengan penerapan
program vaksinasi secara tepat. Medivac AI menjadi komponen utama dalam
program vaksinasi yang dilakukan peternak di seluruh Indonesia. Monitoring penggunaan Medivac AI oleh
peternak selalu dilakukan oleh Medion sebagai salah satu wujud
kepedulian untuk memastikan setiap produk yang dihasilkan berkualitas
dan bisa memuaskan konsumen.
Seperti
diketahui, kasus AI tahun 2003 menimbulkan kematian 100%, dimana
kematian ini akan meningkat 10-50% dari hari sebelumnya dan mencapai
puncak di hari ke-6 dan ke-7. Gejala klinisnya pun menciri, diantaranya
oedema muka dan leher; kepala membengkak; jengger, pial dan otot di
sekujur tubuh kebiruan serta muncul kelainan syaraf seperti torticolis
dan ataxia (inkoordinasi syaraf). Adanya eksudat di rongga hidung,
perdarahan di organ dalam seperti ovarium, proventrikulus dan lemak
jantung maupun abdominal, usus halus bagian depan serta perdarahan dan
kebengkakan bursa Fabricius adalah beberapa perubahan patologi
anatomi yang dapat ditemukan. Kondisi ini tentu akan mengakibatkan
penurunan produksi telur maupun kematian.
Melihat Efektivitas Vaksin AI
Vaksinasi
AI merupakan salah satu upaya yang disarankan oleh Pemerintah
Indonesia, dalam hal ini Departemen Pertanian sebagai salah satu upaya
pengendalian AI. Dengan vaksinasi ini diharapkan mampu menstimulasi
kekebalan (antibodi) dalam tubuh ayam sehingga aman dari serangan AI.
Selain itu untuk menekan viral shedding (mengurangi pencemaran virus AI ke lingkungan).
Program
vaksinasi AI yang diaplikasikan oleh peternak tentu bervariasi,
tergantung dari kondisi peternakan, diantaranya besarnya tantangan virus
lapang, titer antibodi ayam saat itu dan baseline titer dari farm itu.
Variasi jadwal vaksinasi AI di lapangan tertera pada tabel 1.

Dengan program vaksinasi AI yang diaplikasikan tersebut, didukung dengan penerapan tata laksana pemeliharaan yang baik dan biosecurity secara ketat, kejadian kasus AI di lapangan dapat ditekan. Setidaknya hal ini tergambarkan dari data laporan kasus dari technical service
(TS) Medion yang menunjukkan dari 811 laporan kasus penyakit pada ayam
petelur tahun 2008 kejadian AI yang dilaporkan hanya 11 kasus (1,36%).
Demikian juga ayam pedaging, dari 670 laporan penyakit hanya ditemukan 7
kasus AI (1,04%).
Jika
dibandingkan dengan tahun 2007, kasus AI pada tahun 2008 juga mengalami
penurunan. Pada ayam petelur kasus serangan AI mencapai 63 kasus
(3,14%) dari 2.005 kasus penyakit yang dilaporkan, sedangkan pada ayam
pedaging persentase kejadian AI mencapai 1,20% (19 kasus AI dari 1.577
laporan kasus penyakit). Data ini bisa memberikan bukti kepada kita
bahwa kasus AI di lapangan semakin dapat dikendalikan.
Beberapa peternak juga menyampaikan bahwa penggunaan Medivac AI secara
tepat akan mampu menekan kerugian akibat serangan AI, baik produksi
telur maupun pertumbuhan. Salah satunya peternak dari Blitar yang
menyampaikan kepada Ir. H. Meizon Y, district area manager (DAM) wilayah Blitar bahwa sejak menggunakan Medivac AI mortalitas akibat serangan AI menurun.
Kebenaran informasi mengenai efektivitas pemakaian Medivac AI
yang berasal dari laporan serangan kasus AI dan pernyataan peternak
perlu di pelajari dan dibuktikan dengan data yang lebih detail dan
valid. Oleh karena itulah Medion melakukan monitoring keberhasilan pemakaian Medivac AI dengan melakukan analisis terhadap titer antibodi AI melalui uji serologis (HI test).
Monitoring Titer Antibodi AI
Monitoring titer antibodi AI ini bersumber dari data hasil uji serologis (HI test) dari peternakan ayam petelur yang menggunakan Medivac AI,
yang tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan,
Sumatra dan Sulawesi. Pemantauan ini telah dilakukan sejak 2005 sampai
saat ini.
Pemantauan
titer antibodi AI ini dilakukan secara periodik, yaitu setiap 1 bulan
sekali dengan jumlah sampel tiap kandang atau flok ialah 15-20 serum.
Dari hasil HI test dapat diperoleh data geometric mean titer (GMT) atau rataan titer antibodi, tingkat kekebalan dan coefficient variation (CV).
Setidaknya
ada 2.741 sampel serum AI yang berhasil dipantau pada tahun 2007 dan di
2008 jumlah sampel serum yang berhasil diuji HI test AI mencapai 9.697
sampel serum yang berasal dari ayam petelur. Titer antibodi AI hasil
analisis diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu titer AI hasil
vaksinasi I, II, III dan IV. Vaksinasi I-III dilakukan sebelum ayam
mulai berproduksi sedangkan vaksinasi IV diberikan setelah puncak
produksi. Gambaran titer antibodi AI hasil pemantauan tersebut tertera
pada grafik 1 dan 2.

Dari
grafik 1 dan 2 dapat diketahui bahwa titer antibodi AI hasil vaksinasi
pertama belum mencapai standar protektif. Dan titer tersebut akan
melebihi standar protektif setelah diberikan vaksinasi ulangan, baik
vaksinasi II, III maupun IV. Hal ini memberikan gambaran kepada kita
program vaksinasi AI pada ayam petelur sebelum masa produksi hendaknya
dilakukan 3 kali, yaitu pada umur 10, 63 dan 119 hari. Dan saat masa
produksi vaksinasi AI diulang sesuai dengan hasil monitoring titer antibodi AI setiap bulannya. Medivac AI diberikan saat titer antibodi AI mendekati atau sama dengan standar protektif, yaitu 16.
Bagaimana hasil monitoring
titer AI pada ayam pedaging? Berbeda dengan data titer HI test pada
ayam petelur yang tersedia relatif banyak, hasil HI test AI pada ayam
pedaging tidak begitu banyak. Hal ini dimungkinkan karena umur ayam
pedaging yang relatif pendek sehingga peternak enggan me-monitoring
titer antibodi AI. Selain itu, sering kali ditemukan hasil uji titer AI
kurang mencerminkan tingkat perlindungan terhadap serangan AI. Hal
inipun telah dibuktikan oleh Medion (grafik 3 dan 4).


Dari
grafik 3 dan 4 dapat terlihat ayam masih terlindungi saat ditantang
dengan virus AI meskipun titer antibodi AI di bawah standar protektif.
Dan di lapangan pun tergambarkan seperti itu, dimana kasus AI jarang
ditemukan pada peternakan yang telah menggunakan Medivac AI.
Semoga bermanfaat. Salam.
Jika Anda akan mengutip artikel ini, harap mencantumkan artikel bersumber dari Info Medion Online (http://info.medion.co.id).